Searching...

Artikel Popular

17 Februari 2009

Sejarah Kertas

Tidak ada yang menyangkal betapa pentingnya fungsi kertas dalam kehidupan. Sebagian besar media komunikasi dan penyampaian informasi dilakukan melalui kertas. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan akan kertas terus meningkat. Di Indonesia, kebutuhan kertas pada tahun 1997 mencapai 3,97 juta ton. Diproyeksikan, permintaan kertas setiap tahunnya meningkat sekitar 25 persen.

Sedangkan kapasitas produksi dunia dalam menghasilkan kertas mencapai 200 juta ton per tahun. Amerika Serikat menghasilkan sepertiga dari total produksi itu, sedangkan Jepang dan Kanada sekitar setengahnya. Produsen besar lainnya adalah Jerman, Swedia, Finlandia, Perancis, Italia, Inggris, dan Brasil.

Permintaan terhadap kertas yang begitu tinggi inilah yang sempat menimbulkan kekhawatiran terhadap masalah pelestarian hutan kayu sebagai bahan baku pembuatan kertas. Selama ini, pembuatan kertas lebih banyak menggunakan pulp yang berasal dari bahan baku kayu. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan kertas yang besar itu, ketersediaan bahan baku pulp harus diambilkan dari hutan-hutan kayu dalam jumlah yang besar pula.

Untuk mengantisipasi menipisnya ketersediaan bahan baku kayu, sejumlah hasil penelitian memperlihatkan adanya alternatif bahan baku bukan kayu yang dapat digunakan untuk pembuatan kertas. Diantaranya tandan kelapa sawit, beberapa jenis tanaman kelompok rumput-rumputan, serta sampah atau limbah pertanian. Sejumlah usaha skala kecil dan home industry bahkan melakukan terobosan dalam pembuatan kertas dengan menggunakan bahan baku dari kertas-kertas bekas maupun dari sampah kain atau tekstil.

Untuk menghasilkan secarik kertas seperti yang kita kenal sekarang, ternyata melalui proses yang sangat panjang. Sebelum kertas ditemukan, kita bisa membayangkan, bagaimana jerih payah dan sulitnya manusia jaman dulu dalam mengumpulkan dan mendokumentasikan informasi. Ada yang harus menggunakan batu yang ditatah, melalui kulit binatang yang disamak terlebih dahulu atau kulit pohon yang dikeringkan.

Begitu pentingnya fungsi kertas ini sehingga para sejarawan sering menggambarkannya sebagai penentu perkembangan peradaban. Apalagi setelah mesin cetak ditemukan, berbagai produk cetakan di atas kertas bisa dihasilkan dengan mudah. Sejak saat itu, ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Peradaban pun maju dengan begitu cepatnya. Kini, penggunaan kertas sudah begitu luasnya, sehingga sulit bagi kita untuk membayangkan dunia tanpa kertas.

Sejarah ditemukannya kertas, ternyata melalui proses yang panjang. Untuk membuat tulisan, orang Mesir harus membuat lembaran yang terbuat dari sejenis tanaman rumput yang tumbuh di air yang terkenal dengan sebutan papirus. Dari tanaman inilah diambil daunnya yang kemudian dipipihkan menjadi lembaran-lembaran. Lembaran ini lalu dianyam dan dipukul-pukul agar menjadi rata, tipis dan halus. Sebelum dipergunakan, lembaran ini harus dijemur atau ditiriskan agar kering. Selain di Mesir, lembaran papirus ini juga banyak dipergunakan dan digemari orang-orang Yunani dan Romawi. Ini terjadi sekitar tahun 3000 SM.

Sedangkan Cina dikenal sebagai penemu bahan kertas yang sesungguhnya. Sebelum ditemukan bahan kertas ini, orang Cina mempergunakan lembaran bambu untuk membuat buku. Dalam perkembangannya, mereka kemudian dapat membuat bahan kertas dari bambu ini. Caranya, bambu yang telah dibersihkan dan dipisahkan dari daunnya, direndam dalam air selama beberapa hari. Dengan mempergunakan tungku yang terbuat dari batu, bambu kemudian dimasak hingga lumat dan menjadi bubur. Lembaran-lembaran kertas pun kemudian dapat dibuat dari bubur bambu ini.

Michael Hart, penulis buku 100 Tokoh yang Merubah Dunia, menyebutkan bahwa setelah temuan ini, penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad 2 M. Namun lama sekali Cina merahasiakan cara pembuatan kertas ini. Baru pada tahun 610, orang Jepang mulai mengenal kertas. Diperkirakan, orang Jepang mengenal kertas bersamaan dengan penyebaran agama Budha oleh rahib-rahib Cina. Pada tahun 751 juga diketahui bahwa Baghdad dan Samarkand sudah mampu memproduksi kertas dan menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan.

Sedangkan orang-orang Eropa mulai belajar teknik membuat kertas mulai abad ke-12. Pada abad 15, cara membuat kertas dengan teknik penggilingan ditemukan. Alat ini harus digerakkan oleh sekitar 10 orang dari dua sisi. Pada tahun 1799, Louis Robert menemukan dan membuat mesin pembuat kertas. Alat ini mampu mencetak kertas secara kontinyu. Proses dasar yang diterapkan pada alat ini terus digunakan sampai sekarang.

Perkembangan semakin berarti terjadi pada tahun 1877 ketika seorang ahli kimia yang bernama Misserlich mampu menunjukkan semacam selulosa yang putih dan bagus untuk pembuatan kertas. Sejak saat itu, kertas dibuat dari selulosa kayu dan mulai diproduksi secara besar-besaran. (*)

0 komentar:

Posting Komentar